Minggu, 02 November 2014

Boneka Si Adik

[Guerilla Quiz 3] Urban Legend: Tell me your story!

Aku tidak ingat kapan pastinya cerita ini sampai ke telingaku. Yang kuingat, saat itu ada seorang teman yang berkunjung ke rumahku, dan terkejut saat mendapati kamarku yang penuh dengan boneka.
"Kukira kamu cuma suka baca dan koleksi novel, Ta. Ternyata boneka juga.…" ucapnya sambil lalu, mencomot salah satu buku dari lemari koleksi novel-novelku.
Awalnya, aku hanya diam saja. Tidak menanggapi kalimat temanku itu. Namun, beberapa menit setelahnya, aku ingat bahwa temanku satu ini sangat anti dengan boneka. Ia tidak mau membeli boneka untuk dirinya sendiri, bahkan, saat ada yang ingin memberikannya boneka secara cuma-cuma selalu ditolaknya.
"Ah, iya. Kamu kenapa tidak suka boneka, Din?"
Ia menoleh, tersenyum penuh arti. "Siapa bilang? Aku suka kok, hanya saja aku tidak mau menyimpan atau memilikinya."
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin bermain dengan seseorang atau sesuatu yang tidak kukenal."


****


Malam itu, aku tengah sibuk bercengkrama dengan berlembar-lembar tumpukan tugas di kamarku. Aku yang mulai merasa lelah dan bosan, lantas beranjak menuju dapur, sekadar membuat segelas susu hangat. Sesaat, ekor mataku menangkap sosok anak perempuan yang tengah bermain boneka di ruang keluarga. 'Bukankah adikku sudah tertidur?'. Aku mengangkat bahu, tidak begitu memperdulikannya. Tugas-tugasku masih setia menunggu.
Esok harinya, saat aku tengah membaca sebuah novel, setelah kemarin seharian otakku diajak bekerja, aku mendengar sebuah tangisan anak perempuan. Sekilas, aku melirik jam dinding kamarku. Pukul sepuluh malam sudah berlalu dua puluh menit yang lalu. 'Siapa yang menangis malam-malam begini?'.Aku beranjak menuju kamar adikku, memastikannya apakah sudah tertidur. Namu, baru saja daun pintu terbuka, aku sudah lebih dulu mematung di depannya. Pandanganku tertuju lurus pada sosok yang berdiri di depan adikku. Sosok gadis mungil berambut panjang dengan gaun putih yang menatap sendu, sembari memegang sebuah boneka.

Menyadari kehadiranku, ia lantas menoleh. "Aku juga ingin bermain….”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar