Entah untuk yang keberapa kali Ratih
bercermin, memastikan dandanannya sempurna. Sejam yang lalu, gadis ini sudah
sibuk bersolek di kamarnya. Kencan pertama. Begitu bunyi kalimat yang terus
terngiang di telinganya.
Pukul sebelas
tepat, suara klakson mobil terdengar dari depan rumah. Segera ia berlari menuju
pintu. Kembali ia merapikan diri, sebelum membukakan pintu dan melempar senyum
pada pria yang telah membuatnya tak dapat tidur semalaman, terus melirik jarum
jam, dan membuat kamarnya hancur berantakan.
Pergi ke mall,
jalan-jalan, makan siang bersama dan terus mengobrol tanpa kenal waktu. Sungguh
hari yang indah bagi Ratih.
Sesuatu yang
hangat mengalir deras dari pipinya, mengejutkannya seketika. Ia mengerjapkan
mata. Mencari tahu, apa dan dari mana benda tersebut. Lagi, Ratih mendapati
dirinya menangis dalam tidur, karena mimpi yang serupa.