Minggu, 21 September 2014

The Girl Who Can't Be Moved


Entah untuk yang keberapa kali Ratih bercermin, memastikan dandanannya sempurna. Sejam yang lalu, gadis ini sudah sibuk bersolek di kamarnya. Kencan pertama. Begitu bunyi kalimat yang terus terngiang di telinganya.
Pukul sebelas tepat, suara klakson mobil terdengar dari depan rumah. Segera ia berlari menuju pintu. Kembali ia merapikan diri, sebelum membukakan pintu dan melempar senyum pada pria yang telah membuatnya tak dapat tidur semalaman, terus melirik jarum jam, dan membuat kamarnya hancur berantakan.
Pergi ke mall, jalan-jalan, makan siang bersama dan terus mengobrol tanpa kenal waktu. Sungguh hari yang indah bagi Ratih.
Sesuatu yang hangat mengalir deras dari pipinya, mengejutkannya seketika. Ia mengerjapkan mata. Mencari tahu, apa dan dari mana benda tersebut. Lagi, Ratih mendapati dirinya menangis dalam tidur, karena mimpi yang serupa.