Selasa, 07 Oktober 2014

Mengapa, Cinta?



Tapi saat semuanya berubah
Kau jauh dariku, pergi tinggalkanku
****

                Cinta. Siapa yang tak mengenalnya?.  Orang bilang ‘cinta itu jorok’. Ia datang tanpa permisi, tak mengenal usia, tempat, dan keadaan sekali pun. Mungkin, itu pula sebabnya orang bilang ‘cinta itu buta’. Tapi, di balik itu semua, cinta memiliki kekuatan yang sangat besar. Hingga tak satupun yang dapat mengalahkannya, dan mungkin saja dapat membuatmu menjadi gila.
                Ya, gila. Buktinya, setelah cinta itu pergi, aku masih saja merasa bahwa aku masih belum se-normal dulu. Kalau sudah begini, siapa yang harus disalahkan?. Cinta?. Atau kau yang telah menyiraminya dengan segala perhatianmu itu?. Tidak. Akulah yang harus disalahkan. Benar, aku.
                Tak pernah kusesali atas inginmu yang memilih pergi. Tapi, apa harus secepat inikah?. Apa kau sudah menyerah?. Tak ingin memperjuangkanku lagi?. Ah, itu semua pilihanmu. Dan, aku harus menghargainya.
                Kusadari kebodohanku yang lebih mementingkan logika dan ego. Hingga aku buta olehnya. Tak menyadari kesungguhanmu dalam mempejuangkan rasa.
                “Apa dia tidak menyukaiku?.”
                Begitu pertanyaan yang kau ajukan pada salah seorang sahabatku, yang kau ketahui sangat mengenal dan juga mengerti diriku. Tak tahu berapa kali kau menanyakannya. Hingga, kurasa kau mulai lelah. Bosan dengan tingkah labilku, dan pilihanku yang tidak adil. Berulang kali kaucoba. Namun, perlahan kau mulai goyah. Tapi, aku masih saja bersih keras atas sikap dan pilihanku. Sampai kau terjatuh. Dan, benar-benar memilih berbalik dan melangkah jauh.
                Dan, saat itulah aku kehilangan. Baru menyadari bahwa ini cinta. Berkali-kali aku merutuki kebodohanku yang memilih buta dalam ruang penuh warna.
                Agaknya karma ikut geram dengan tingkahku. Ia pun datang dengan sebilah pisau sebagai balasan. Menuntunku untuk mencari dan mendekatimu yang kudapati mulai terbiasa tanpa hadirku di sampingmu. Yang dapat tersenyum dan tertawa, krna orang yang berbeda—dia. Dan, kau tahu?. Aku pun terjatuh. Jauh lebih dalam dari dirimu.
                Jauh dan semakin jauh kau melangkah. Menciptakan jarak tak kasat mata. Namun, tak ada lagi yang dapat aku lakukan. Selain penyesalan dalam diam, lalu menangis. Dan, akan terus berulang.



#FiksiLaguku
Inspiration by Maudy Ayunda - Cinta datang terlambat
321 kata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar